Astaghfirullah, mungkin bagi sebagian orang lucu tapi buat saya itu membuat
pilu. Setengah terkejut, setengah cemberut, dahi pun mengerut, sambil merungut
dan celetuk “kok ada ya, orang yang anggap itu persoalan main-main?” Sungguh
dahsyat kreativitas yang digunakan untuk membuat guyonan tanpa ilmu atau ilmu
pas-pasan yang digunakan seenak hatinya, walaupun niat menghibur orang, sengaja
atau tidak sengaja, tahu atau tidak tahu, sadar atau tidak sadar, suka tidak
suka, mau atau tidak mau, hal seperti ini termasuk ke dalam memperolok-olok
agama. Na’udzubillah, innaa lillahi wa innaa ilaihi rooji’un.
Saya sampai tidak punya daya memasang gambar bergerak tersebut akan tetapi
agar ada sedikit bayangan untuk tujuan agar jangan sampai salah seorang dari
kita merespon apalagi terseret menjadi bagian dari lelucon ini, saya tuliskan
dialog yang terjadi.
Alkisah seorang ABG alay mati muda. Kemudian sampai di alam kubur, ABG alay
tersebut ditanya oleh seseorang berambut panjang dengan lingkaran di atas
kepalanya yang dinisbatkan sebagai malaikat, “Kamu tahu kamu berada di mana
sekarang?”
ABG alay tanpa ada sedikit pun rasa takut menjawab “di hatimuuuu…”
Si malaikat terlihat mulai alay tetapi tetap bertanya dengan mengubah
senyum sinisnya menjadi senyum datar menahan kesal, “nnngggg…. Siapa Tuhanmu?”
Si ABG alay malah menjawab seolah merayu sang malaikat, “kasih tau nggak
yaaa…?!”
Dengan kegirangan dan seolah menertawakan sang malaikat si ABG menjawab
“mau tau aja atau mau tau banget!?” ketika sang malaikat bertanya dengan nada
amarah, “Siapa nabimu?”.
Dengan tawa terbahak-bahak si ABG alay tetap PD menjawab pertanyaan sang
malaikat yang sudah terbakar ubun-ubunnya dan menggelegar amarahnya sehingga
menimbulkan aura yang seolah semakin menakutkan akan tetapi si ABG masih
ber-alay-alay, “Kamu tahu tidak bahwa kerikil neraka jahannam panasnya 70 X api
di dunia????”
Dengan wajah yang dibuat-buat terkejut si ABG alay menjawab lagi dengan
semakin bergaya alay, “Terus w harus bilang WOW githu..??”
Kelihatannya sang malaikat sudah kalap dan overload tidak mampu menahan
kemarahan yang sangat dan menjengkelkan menghadapi si ABG alay, tanpa bertanya
lagi dan langsung menujuk si ABG alay pakai tongkat runcing bermata 3 seperti
garpu, “SAYA PASTIKAN KAMU MASUK NERAKA JAHANAM!!!”
Akan tetapi si ABG alay malah semakin tertawa terpingkal-pingkal dan tanpa
takut ditodong begitu berkata “Ciyuuus?? Miapah??”
Astaghfirullah…
Seseorang yang mengira anggapannya benar padahal tidak, justru dapat
menjerumuskan atau memperdaya orang lain dengan sesuatu yang dianggapnya lucu.
Bayangkan saja yang akan timbul setelah beberapa orang menyaksikan gambar
bergerak tersebut yang gambarannya sangat bertolak belakang sekali dengan
paparan Rasulullah SAW tentang alam kubur, mungkin yang tidak mengetahui hal
yang sebenarnya akan membuat ia tidak takut akan siksa alam kubur yang memang
nyata untuk manusia yang berdosa pada Tuhannya. Akan membuat seseorang tertipu
dengan dunia dan kenikmatannya yang sementara (ini adalah rasukan setan yang
paling dahsyat), dan membuat seseorang jauh dari kebenaran akhirat.“Orang-orang
munafik itu takut akan diturunkan terhadap mereka sesuatu surat yang menerangkan
apa yang tersembunyi di dalam hati mereka. Katakanlah kepada mereka: “Teruskanlah ejekan-ejekanmu (terhadap Allah dan Rasul-Nya)”.
Sesungguhnya Allah akan menyatakan apa yang kamu takuti.” (QS.
At Taubah: 64).
Daripada menceritakan sebuah kisah palsu yang dibikin lucu tapi menipu,
bukankah lebih baik menebarkan kebaikan dengan menyebarkan sebuah kabar yang
benar adanya berdasarkan penuturan sang pembawa risalah; Nabi Muhammad
tercinta. Walaupun kita akan dibuat tercengang dengan kebenarannya atau bahkan
berharap lama untuk sampai kembali pada-Nya guna mengumpulkan bekal
sebanyak-banyaknya atau bahkan sebaliknya tidak berharap mendapat siksa akan
tetapi terlena dengan dunia yang hanya fatamorgana.
Kisah asli dari lelucon yang tidak lucu itu adalah yang sebagaimana
dituturkan oleh salah seorang sahabat Rasulullah yang pernah bercerita,
“Kami keluar bersama Rasulullah mengantarkan jenazah seorang laki-laki dari
kaum Anshar sehingga kami selesai menguburkannya. Rasulullah kemudian duduk dan
kami duduk di sekelilingnya seakan di kepala kami bertengger seekor burung
karena tegangnya. Sementara di tangan beliau memegang tongkat untuk
mengorek-ngorek tanah. Tiba-tiba beliau mengangkat tongkatnya dan bersabda,
”Mohon perlindunganlah kepada Allah dari azab kubur dua kali atau tiga
kali.”
Selang beberapa saat Rasulullah kembali bersabda, “Sesungguhnya saat
seorang hamba mukminin hendak berpisah dengan dunia dan menuju akhirat,
turunlah malaikat-malaikat dari langit dengan wajah-wajah putih seperti
matahari. Mereka membawa kain kafan dan tempat dari surga dan mereka duduk
berderet panjang. Kemudian datanglah malaikat pencabut nyawa dan duduk dekat
kepalanya. Malaikat maut itu berkata, ‘Keluarlah wahai jiwa yang tenteram,
keluarlah kepada pengampunan Allah dan keridhaan-Nya. Jiwa itu keluar bagai air
yang keluar dari pancuran. Diamlah jiwa itu oleh malaikat maut dan diterima
dengan cepat oleh malaikat yang berderet di sekitarnya. Mereka kemudian
meletakkan nyawa itu dikafan dan kotak dari surga itu. Keluarlah harum minyak wangi
yang paling harum di dunia. Para malaikat membawanya ke langit. Setiap kali
mereka melewati malaikat-malaikat di langit mereka bertanya, ‘Ruh siapa yang
harum ini?’ Mereka menjawab, “Ini adalah ruh Fulan bin Fulan dengan menyebut
nama terbaik yang dimilikinya di dunia. Jiwa itu dibawa sampai ke langit dunia
dan mereka meminta dibukakan dan dibukakan pintu langit dunia tersebut. Semua
penghuni setiap langit merasakan semerbak harum wangi jiwa tersebut dari satu
langit ke langit berikutnya hingga ke langit ketujuh”
Allah SWT berfirman, “Tulislah catatan hamba-Ku ini di illiyyin (tingkatan
tertinggi) dan kembalikanlah ia ke bumi, karena dari tanah itu Aku ciptakan
mereka, kepadanya Aku kembalikan mereka, dan darinya pula Aku keluarkan mereka
untuk sekali saja.”
Rasulullah SAW bersabda, “Maka ruhnya dikembalikan ke bumi. Datanglah dua
malaikat dan duduk di dekatnya. Keduanya berkata, ‘siapa Tuhanmu?’ Ia menjawab,
‘Tuhanku Allah.” Dua malaikat itu bertanya lagi, ‘Apa agamamu?’ Ia menjawab,
‘Agamaku Islam.” Ia ditanya lagi, ‘Siapa laki-laki yang Aku utus kepadamu?’ Ia
menjawab, ‘Beliau adalah Muhammad, utusan Allah.’ Ia ditanya lagi, ‘Ia
mengajarkan apa kepadamu?” Ia menjawab, ‘Ia mengajarkan kepadaku kitab Allah,
aku beriman kepadanya dan membenarkannya. ‘Maka ada suara dari langit,
‘Hamba-Ku benar. Gelarkanlah baginya tikar surga, berilah pakaian untuknya dari
pakaian surga, bukakan pintu surga.’
Kemudian diberikanlah kepada ruh itu wewangian dan hamparan yang sangat
luas. Datanglah seorang laki-laki yang wajahnya tampan, berpakaian indah, dan
wangi harumnya lalu berkata, ‘Aku memberimu kabar gembira yang pernah
dijanjikan padamu.’ Ia berkata, ‘Siapa kamu?’ Wajahmu mendatangkan kebaikan.’
Ia menjawab, ‘Aku amal shalihmu.’ Kemudian orang itu berkata, ‘Wahai Tuhanku,
bangkitkanlah kiamat, bangkitkanlah kiamat, sehingga aku kembali kepada
keluarga dan hartaku.””
Rasulullah SAW bersabda kembali, “sesungguhnya jika hamba yang kafir
hendak meninggalkan dunia dan menuju akhirat, maka turunlah malaikat-malaikat
dari langit yang hitam wajahnya membawa kain yang kasar. Mereka duduk di
sekitarnya dan berderet hingga datanglah malaikat maut dan mengatakan, ‘Wahai
yang busuk, keluarlah menuju kemurkaan dan kemarahan Allah.’ Maka berpisahlah
ruh itu dan dicabut seperti mencabut duri dari bulu domba yang ruwet. Ketika
nyawa itu sudah tercabut secepat kilat dimasukkan oleh para malaikat itu ke
dalam kain yang kasar. Maka keluarlah bau terbusuk yang pernah ada di dunia dan
dibawanyalah itu ke langit. Setiap kali melewati serombongan malaikat, mereka
mengatakan. ‘Nyawa siapa yang sangat busuk ini?’ Mereka menjawab, ‘Ini adalah
nyawa Fulan bin Fulan, nama yang paling buruk yang ia miliki di dunia. Malaikat
itu meminta agar dibukakan pintu langit, namun dibukakan baginya.”
Kemudian Rasulullah saw. Membaca ayat, ‘….Sesekali-kali akan dibukakan bagi
mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga hingga unta masuk
ke dalam lubang jarum….’ (al-A’raf: 40)
Maka Allah berfirman, ‘Tulislah catatan hamba-Ku di sijjin tempat terendah
di dasar bumi.’
Maka dilemparkanlah ruhnya dengan lemparan yang dahsyat. Kemudian
Rasulullah SAW membaca firman Allah, ‘…barangsiapa yang mempersekutukan sesuatu
dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh
burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.’ (Al-Hajj: 31).
Ruhnya dikembalikan ke dalam jasadnya dan datanglah dua malaikat duduk di
dekatnya dan bertanya, ‘siapa Tuhanmu?’ Ia menjawab, ‘Ee….ee…aku tidak tahu.’
Ia ditanya lagi, ‘Siapa laki-laki yang diutus kepadamu ini?’ Ia menjawab,
‘Eee…eee… aku tidak tahu.’ Maka ada suara dari langit, ‘Hamba-Ku berdusta dan
berbohong. Berikan kepadanya tempat dari neraka, berikan pakaian dari neraka,
dan bukakanlah baginya pintu neraka.’
Maka ia beri panasnya neraka, dan racun-racunnya. Kuburan menghempitnya
sehingga tulang-tulangnya terputus-putus. Datanglah lelaki yang buruk rupa
dengan pakaian jelek dan bau busuk. Ia berkata kepadanya, ‘Aku berikan kabar
yang menyedihkan kepadamu yang pernah dijanjikan kepadamu.’ Ia bertanya siapa
kamu? Muka mu memberikan berita buruk.’ Orang itu menjawab, ‘Aku adalah amal
jahatmu.’ Maka ia mengatakan, ‘Wahai Tuhan jangan bangkitkan hari kiamat.””
(HR.Muslim)
Kreativitas memang luas, mungkin tak terbatas akan tetapi jangan sampai
kebablasan merusak kebenaran dan menciptakan kerusakan. Bercanda pun ada batas,
tidak asal jeplak dan membuat orang lain terjebak dalam dunia yang penuh tipu
daya. Memang sekarang ini, dunia tengah dilanda paham hedonis, paham yang
dianut sebagian orang yang hubbud dunya atau cinta dunia yang mengira dunia itu
kehidupan yang kongkret sementara akhirat itu belum ada, jadi daripada
memikirkan yang belum terjadi lebih baik menikmati apa yang telah ada salah
satunya dengan memperolok kebenaran atas siksa Allah yang diturunkan pada
orang-orang yang mengingkari kebenaran-Nya dan membuatnya menjadi bahan
candaan. Na’udzubillah, padahal mengutamakan dunia yang tunai ini atas akhirat
yang tertunda adalah tipuan dan kebodohan yang besar. Sebagaimana sabda
Rasulullah SAW, “Perumpamaan dunia dengan akhirat adalah kalian mencelupkan
jari kalian ke laut kemudian diangkat, lihatlah dunia hanya air yang ada di
jari tersebut.”
Baiknya kita renungi perkataan Rasulullah saw tersebut bukan malah
ikut-ikutan bercanda. Terlalu banyak bercanda juga tidak baik, apalagi yang
dibercandakan persoalan agama. Lebih baik menjauhi bercandaan seperti itu,
jangan ikut-ikutan karena mau menghibur diri sendiri atau orang lain.
Sumber: http://www.dakwatuna.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar