Sahabat yang dikasihi Allah,
Setiap manusia senantiasa ingin sahabat yang akan bersama-samanya semasa susah dan senang. Keperluan kepada sahabat adalah fitrah manusia. Rasulullah s.a.w sendiri mempunyai sahabat-sahabat yang setia, yang sentiasa bersama-sama baginda di dalam menjalankan kerja-kerja dakwah dan tarbiyah, bermula di Mekah dan seterusnya di Madinah hingga tertegaknya Daulah Islamiyah di Madinah.
Kita juga perlu seorang sahabat, melalui sahabatlah kita akan mendapat menyelesaikan berbagai masalah yang kita hadapi. Sahabat adalah penasihat utama kita, bila penasihat itu baik, maka jadi baiklah kita, begitu juga apabila penasihat itu tidak baik maka akan berlaku sebaliknya.
Dari Abu Hurairah r.a sabda Rasulullah s.a.w :
"Seseorang itu atas agama (perjalanan) sahabatnya, maka hendaklah seseorang kamu memerhatikan siapa harus di pilih menjadi sahabat."
(Hadis Riwayat Abu Daud, At-Tarmizi dan al-Hakim)
Berdasarkan hadis di atas Rasulullah menyatakan bahawa apabila kita ingin mencari sahabat maka hendaklah cari sahabat yang mendekatkan kepada agama, berbudi pekerti dan akhlak yang baik, tidak fasik, tidak selalu melihat pada hal keduniawian saja . Jika dia seorang ahli agama maka kita juga akan menjadi ahli agama. Jika sebaliknya kita memilih sahabat yang suka kepada maksiat kita juga akan terdorong untuk melakukan maksiat.
Bersahabatlah karena Allah
Ingatlah wahai saudaraku -semoga Allah menunujuki kita untuk taat kepada-Nya-, bahwa tujuan kita bersahabat adalah senantiasa untuk mengaharap ridho Allah Ta'ala. Dan janganlah sekali-kali persahabatan tersebut dijadikan untuk mendapatkan kepentingan dunia semata.
Persahabatan yang dilandaskan saling cinta karena Allah itulah yang akan mendapatkan manisnya iman, sebagaimana Rasulullah shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya,"Ada tiga perkara yang apabila seseorang memilikinya akan mendapatkan manisnya iman, yaitu Allah dan Rosul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya, dia mencintai seseorang tidaklah dia mencintainya kecuali karena Allah, dan dia tidak suka kembali kepada kekufuran setelah Allah membebaskan darinya sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke dalam api." (HR. Bukhari)
Di samping itu, persahabatan seperti inilah yang akan kekal hingga hari kiamat nanti, sebagaimana Allah Ta'ala berfirman yang artinya,"Teman-teman akrab pada hari (kiamat) nanti sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa."(QS. Az Zukhruf : 67).
Imam Ibnu Katsir rohimahulloh mengatakan bahwa setiap persahabatan yang dilandasi cinta karena selain Allah, maka pada hari kiamat nanti akan kembali dalam keadaan saling bermusuhan. Kecuali persahabatannya dilandasi cinta karena Allah ‘azza wa jalla, inilah yang kekal selamanya. (Tafsir Ibnu Katsir)
Maka perhatikanlah wahai saudaraku, sudah benarkah niat kita dalam bersahabat? Apakah persahabatan tersebut hanya untuk menyelesaikan urusan duniawi semata? Setelah urusan tersebut selesai, kita meninggalkan sahabat kita .. Ingatlah, persahabatan yang benar adalah persahabatan yang dilandasi cinta karena Allah, yaitu seseorang mencintai sahabatnya karena tauhid yang dia miliki, pengagungan dia kepada Allah, dan semangatnya dalam mengikuti sunnah Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam.
Firman Allah subhana wa Ta'ala :
"Dan jadikanlah dirimu sentiasa berdamping rapat dengan orang-orang yang beribadat kepada Tuhan mereka pada waktu pagi dan petang, yang mengharapkan keredhan Allah semata-mata dan janganlah engkau memalingkan pandanganmu daripada mereka hanya karena engkau inginkan kesenangan hidup di dunia; dan janganlah engkau mematuhi orang yang Kami lalaikan hatinya dari mengingati dan mematuhi pengajaran Kami di dalam Al-Quran, serta dia menurut hawa nafsunya, dan tingkah lakunya pula adalah melampaui kebenaran,"
(Surah Al-Kahfi ayat 28)
Berdasarkan ayat di atas terdapat tiga pengajaran yang boleh kita ambil :
1.Bersahabatlah dengan orang-orang yang sentiasa beribadat kepada Allah dan mengharap keredhan-Nya.
2.Jangan menjauhi diri dari orang-orang ahli ibadat, semata-mata karena mengejar kesenangan dunia.
3.Jangan bersahabat dengan orang-orang fasik serta mematuhi dan mengikut perbuatannya.
Sahabat yang dimuliakan,
Ulama' Salaf ada memberi nasehat :
"Carilah banyak sahabat yang solih, dan taatlah kepada Allah dengan sebenar-benar taat. karena sesungguhnya tiap-tiap mukmin itu mempunyai syafaat. Maka semoga engkau dapat masuk ke dalam syafaat sahabatmu. Orang-orang beriman dan beramal soleh dapat memberi syafaat (pertolongan) kepada sahabat-sahabatnya dan membawa masuk kedalam Syurga. Dikatakan juga , apabila Allah s.w.t. mengampunkan dosa seseorang, maka orang tersebut akan dapat memberi syafaat kepada sahabat-sahabatnya., atas seijin Allah. Karena hanya milik Allah lah segala syafaat. Dan Allah memberi rahmat bagi sesiapa yang Dia kehendaki.
Dan hanya kepada Allah lah orang-orang mukmin bertawakal (QS Ali Imran : 160)
"Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasulnya (Muhammad), maka mereka bersama-sama orang-orang yang diberi ni'mat oleh Allah atas mereka dari para Nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shaleh, dan mereka itulah teman sebaik-baiknya ( QS An Nisaa : 69)
“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang solih dan orang yang jahat adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak wangi dan tukang besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak wangi olehnya, engkau boleh membeli darinya atau sekurang-kurangnya dapat baunya. Adapun berteman dengan tukang besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, paling kurang engkau dapat baunya yang tidak elok.”
(Hadis Riwayat Imam al- Bukhari dari Abu Musa.)
"Barangsiapa menutup rahasia saudaranya, niscaya Allah akan menutup rahasianya di dunia dan akhirat."
(Hadis Riwayat Ibnu Majah)
"Janganlah kamu bermusuh-musuhan, jangan benci-membenci, jangan dengki-mendengki, jangan berputus hubungan antara satu sama lain, dan jadilah kamu sekalian sebagai hamba-hamba Allah yang bersaudara."
(Hadis Riwayat Muslim)
Bila kita bersahabat dengan sahabat yang baik dan sejati karena untuk mendapatkan ridha dan kecintaan Allah, maka semoga kelak Allah mengumpulkan kembali bersama di akhirat dalam naungan dan kecintaan Nya . aamiin.
Wallahu a'lam bishawab
Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar