Ibnu ‘Umar Rodhiyallohu ‘anhuma pernah berkata kepada seorang laki-laki, “Apakah kamu takut masuk neraka dan ingin masuk surga?” Laki-laki itu menjawab, “Tentu.” Ibnu ‘Umar Rodhiyallohu ‘anhuma berkata, “Berbaktilah pada ibumu. Demi Alloh, sekiranya kamu lemah lembut dalam berbicara kepadanya dan memberinya makan, niscaya kamu benar-benar akan masuk surga, selama kamu menjauhi dosa-dosa besar.”
Dari Muhammad bin Sirin Rohimahulloh, dia berkata, “Pada masa ‘Utsman bin Affan, harga pohon kurma mencapai seribu dirham. Usamah menuju suatu pohon kurma, lalu menggigitnya dan mengeluarkan daging pohon kurma yang paling lunak, kemudian menghidangkannya untuk ibunya. Orang-orang berkata kepadanya, “Apa yang membuatmu melakukan hal ini, sementara kamu tahu bahwa harga pohon kurma sampai seribu dirham?” Dia menjawab, “Karena ibuku memintanya, dan tidaklah beliau meminta sesuatu kepadaku yang aku mampu, melainkan aku pasti akan memberikan itu kepadanya.
Muhammad bin ‘Abdurrohman bin Abu Az-Zinad adalah seseorang yang sangat berbakti kepada ayahnya. Suatu kali ayahnya memanggil, “Wahai Muhammad.” Ternyata dia tidak menyahut hingga datang kepada ayahnya dalam keadaan kepala tertunduk lalu menyahutinya. Sang ayah kemudian menyuruhnya melakukan suatu keperluannya. Dia langsung menyanggupinya tanpa bertanya-tanya karena ta’zhim kepadanya, hingga dia bertanya kepada orang lain yang paham tentangnya
Dari Anas bin An-Nadhr Al-Asyja’i, dia berkata, “Pada suatu malam ibu Ibnu Mas’ud pernah meminta air minum kepadanya. Tatkala Ibnu Mas’ud datang membawakan air kepadanya, ternyata dia mendapati ibunya sudah tidur, maka dia tetap memegang air tersebut di dekat kepala ibunya hingga pagi hari.”
Zainal Abidin adalah seorang yang sangat berbakti kepada ibunya, hingga pada suatu saat dikatakan kepadanya, “Sesungguhnya engkau adalah orang yang sangat berbakti kepada ibumu, akan tetapi kami tidak pernah melihatmu makan satu piring bersamanya.” Maka dia menjawab, “Aku khawatir tanganku mendahuluinya mengambil sesuatu yang telah dilihat matanya sehingga aku menjadi durhaka kepadanya.”
Sungguh betapa kita masih sangat jauh dalam bertauladan kepada para Salafush Sholeh, terutama dalam hal Birrul Walidain. Tapi, hendaknya kita terus berusaha untuk menjadi anak-anak yang sholeh, yang mengerti agama Islam dengan benar, sehingga Ilmu Islam kita tersebut bisa bermanfaat bagi kita untuk memperbaiki terus bakti kita kepada ayah dan ibu, aby dan ummy, papi dan mami kita hingga sempurna dan memperoleh Ridho Alloh ‘Azza wa Jalla. Jangan pernah menyerah dan malu untuk memperbaiki kesalahan kita. Semoga Alloh memberi Hidayah kepada kita semua dan semoga Alloh menjadikan kita orang-orang yang berbakti kepada kedua orang tua kita…Aamiin
سَأَلْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: اَلصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا، قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: بِرُّالْوَالِدَيْنِ، قَالَ: قُلْتُ ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: الْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللهِ
“Aku bertanya kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, ‘Amal apakah yang paling utama?’ Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Shalat pada waktunya (dalam riwayat lain disebutkan shalat di awal waktunya).’ Aku bertanya lagi, ‘Kemudian apa?’ Nabi menjawab: ‘Berbakti kepada kedua orang tua.’ Aku bertanya lagi: ‘Kemudian apa?’ Nabi menjawab, ‘Jihad di jalan Allah’
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: رِضَا الرَّبِّ فِي رِضَا الْوَالِدِ، وَسُخْطُ الرَّبِّ فِي سُخْطِ الْوَالِدِ
“Darii ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallaahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ridha Allah bergantung kepada keridhaan orang tua dan murka Allah bergantung kepada kemurkaan orang tua
Sumber: Dari buku “Sungguh Merugi Siapa Yang Mendapati Orang tuanya Masih Hidup Tapi Tidak Meraih Surga” Penulis: Ghalib bin Sulaiman Al-Harbi, penerbit: Darul Haq
Tidak ada komentar:
Posting Komentar