Sir Edmund Hillary
Kita semua mengetahui prestasi Sir Edmund Hillary dan Tenzing Norgay. Mereka adalah dua orang pertama yang menaklukkan gunung tertinggi di dunia, Gunung Everest. Mereka mengatasi tebing dan mencapai puncak yang berketinggian 29,028 kaki diatas permukaan laut pada tanggal 29 Mei 1953.
Kedua pria itu menghadapi banyak rintangan yang bisa dengan mudah, menghalangi mereka mencapai tujuan utama mereka. Hanya karena mereka begitu fokus pada pekerjaan yang ada di tangan mereka maka mereka sukses. Malam sebelum mereka sampai puncak, mereka terbaring kedinginan, kelelahan, dan kelaparan; bertengger di pinggir tebing yang licin dan dilapisi es. Mereka sudah hampir sampai pada titik untuk menyerah, tetapi mereka tetap memandang impian mereka, sehingga mereka tidak begitu memperhatikan hal-hal kecil yang mengganggu mereka. Akhirnya, mereka memutuskan untuk tetap berusaha dan menyelesaikan tujuan utama mereka.
Bagaimana mungkin orang New Zealand yang kurus, anak peternak lebah dan seorang Sherpa Nepal mampu mencapai puncak tertinggi di dunia, sementara negara-negara yang memiliki tradisi mendaki gunung luar biasa seperti Norwegia dan Inggris belum satupun menempatkan orangnya di puncak? Ada banyak alasan dimana kedua orang itu seharusnya menyerah atau gagal dalam perjalanan mereka.
Namun, ada satu alasan besar mengapa mereka tidak gagal. Dan alasan itu adalah Everest sendiri.
Seperti para juara sejati, orang-orang itu tidak memperhatikan gangguan-gangguan kecil; mereka benar-benar fokus memandang hanya pada apa yang menjadi tujuan pencapaian utama mereka. Kedua orang itu menghadapi kondisi cuaca yang menakutkan, termasuk badai salju dan tanah longsor. Ada tebing-tebing curam, celah yang rapuh, permukaan yang licin serta hamparan es yang rapuh. Banyak diantara halangan itu yang menyebabkan anggota tim mereka jatuh ke dalam jurang. Namun, mereka berjalan terus. Biasanya, sebuah tim memiliki tiga orang Sherpa untuk membantu mengangkat persediaan, tetapi mereka hanya menggunakan satu saja. Agar bisa maju terus, mereka mengurangi berat beban mereka dan banyak bahan persediaan yang dibuang. Banyak barang penting seperti makanan, kantung tidur dan pakaian harus dibuang. Sir Edmund dan Tenzing harus berjuang melawan dehidrasi, suhu yang sangat dingin, kekurangan tabung oksigen dan kelelahan ketika mereka berusaha mewujudkan tujuan mereka.
Alasan utama mereka memulai pendakian itu sangat jelas yaitu menaklukkan gunung tersebut. Kesimpulannya adalah hanya orang-orang yang memiliki tujuan yang jelas dan strategi yang tepat mampu menyelesaikan pekerjaan sebesar itu.
Sumber : http://motivatorindonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar