"Aku menCINTAimu karena ALLAH, dengan cara yang diridhai Allah, dalam rangka menuju ridha Allah.-

Minggu, 29 Januari 2012

RUMUS MENGHADAPI HIDUP



Siap
Siap menghadapi yang cocok dengan keinginan dan siap menghadapi yang tidak cocok dengan keinginan.
Ridho
Ridho atas segala sesuatu yang terjadi pada diri kita. Ridho atas umur kita yang semakin bertambah, ridho hidup kita penuh warna. Ridho atas apa yang dianugerahkan Allah pada kita. Ridho ketika terkena musibah. Ridho atas kekurangan yang menghampiri. Hidup ini ada episode-episodenya. Harus ridho ketika hari ini sehat dan besok sakit, ridho hari ini kaya besok miskin dan sebagainya.
Jangan Mempersulit Diri
Islam mengajarkan untuk memudahkan urusan hidup. Jangan dibuat ribet. Misalnya ada barang berharga yang disayangi dipecahkan oleh anak kecil kita. Jangan marah-marah. Lebih baik mengatakan Innalillah karena barang yang selalu dikhawatirkan hilang atau pecah akhirnya menghilangkan kekhawatiran untuk selamanya.
Contoh lain misalnya kita dihina oleh orang lain. Tidak usah khawatir karena bahkan Rasulullah SAW yang mulia dihina masa’ kita yang hina beneran tidak dihina? Rasulullah SAW yang dihina sedemikian rupa, diboikot, dilempari kotoran, bahkan hampir dibunuh tapi tetap saja menjalani hidup dan sukses karena beliau tidak meperdulikan hinaan tersebut. Beliau terus saja mencetak prestasi. Tidak usah takut dan khawatir jika dihina. Yang mesti ditakuti yaitu menghina orang lain.
Jangan suka dengki kepada orang lain karena hanya akan menyiksa diri sendiri. Jadi lebih baik menjalani hidup dengan sabar. Tidak usah mempersulit diri.
Evaluasi Diri
Contohnya kita jalan di lapangan golf tiba-tiba ada bola terkena jidad. Jangan pertanyakan kenapa lapangan seluas ini bolanya bisa terkena jidad saya? Mestinya evaluasi barangkali jidad kita jarang terkena sejadah untuk sujud.
Contoh lain ada bapak-bapak yang suka merokok dilanda kesulitan ekonomi. Biaya anak-anak sekolah, ongkos transportasi, uang makan. Semuanya sulit didapatkan. Jangan berkeluh kesah sulit sejahtera. Lebih baik evaluasi diri barangkali kurang sedekah saat jum’atan. Jika sehari merokok 2 bungkus, harga sebungkus 8 ribu kemudian dikali 30 hari sama dengan 480 ribu. Dikali setahun sama dengan 6 juta rupiah habis jadi asap rokok. Padahal sedekah di masjid misalnya seribu setiap jum’at dikali 4 dalam sebulan dikali 12 dalam setahun sama dengan 48 ribu. Benar-benar berbeda 6 juta dalam setahun untuk rokok dibanding 48 ribu untuk sedekah. Kalau begini jelas sudah mengapa ia sulit mendapat rezeki. Sementara salah satu jalan paling gampang mendapat rezeki yaitu dengan sedekah.
Cukuplah Allah sebagai penolong
Allah sudah mengatur rezeki setiap orang. Hanya ada yang dituntun oleh Allah ada juga yang dibiarkan cari sendiri. Makanya lebih baik setiap orang harus berdoa dan mendekatkan diri pada Allah baru ikhtiar.
Sebagai ilustrasi ada dua karyawan A dan B yang kerja di suatu perusahaan. Si Bos mengatakan “karyawan-karyawanku, gaji kalian sudah aku jamin. Jadi bekerjalah dengan baik. Apa yang kusuruh lakukan dan jangan melakukan apa yang kularang. Si A bekerja dengan baik sementara si B justru lebih banyak khawatirnya jangan-jangan si Bos tidak memberinya gaji, jangan-jangan si Bos tidak punya uang buat gaji, jadi si B kerjanya hanya ngomong yang membuat kerjanya tidak beres. Pada akhirnya yang bekerja baik dan berprestasi di hadapan Bos lah yang mendapat gaji sedangkan yang banyak khawatir dan tidak bekerja dengan baik justru dipecat dan tidak dapat gaji. Seperti itulah juga manusia harus banyak-banyak mendekatkan diri pada Allah dengan bekerja sebaik mungkin untuk pada akhirnya memperoleh rezeki dari-Nya. Jadi, cukuplah Allah yang menjadi penolong, tidak usah bersandar pada orang lain karena orang lain juga punya masalah. Sementara Allah Maha Kaya dan Maha mengetahui permasalahan kita. Dengan menyandarkan diri pada Allah niscaya Allah akan mencukupi dengan rezeki dari setiap penjuru.
Aa Gym

Tidak ada komentar:

Posting Komentar