"Aku menCINTAimu karena ALLAH, dengan cara yang diridhai Allah, dalam rangka menuju ridha Allah.-

Senin, 18 Juni 2012

Jurus 5 Us: Agar Hidup, Allah yang Ngurus

Pada hakikatnya, segala keperluan manusia itu diurus Allah SWT. Hanya saja manusia sering mengambil pilihan keliru yang menyebabkan dirinya sendiri menjauh dari pemeliharaan Allah SWt. Apabila hidup kita diurus Allah SWT, maka semua permasalahan kita akan mendapatkan jalan keluar.

Ada 5 rumus yang membuat segala kebutuhan dan permasalahan hidup kita diurus oleh Allah swt:
1. Hati Harus Tulus
Jadikanlah hati kita senantiasa tulus dalam setiap amal perbuatan yang kita lakukan dan hanya bertujuan mendapat perhatian dan ridho Allah SWT, karena jika tidak, maka rusaklah nilai atau kualitas dari amal yang kita lakukan serta menjadi sia-sia meskipun apa yang dilakukan itu adalah kebaikan.


Demikian juga dalam menjemput rejeki. Jagalah hati agar senantiasa tulus dalam menjemputnya. Niatkan bekerja sebagai ibadah kepada Allah SWT. Jangan risaukan rezeki karena hal itu sudah diatur oleh Allah. jangan takut tidak memperoleh rezeki, tapi takutlah tidak punya sabar ketika rezeki kita ditunda. Jangan pula takut tidak memperoleh rezeki, tapi takutlah tidak punya ridho ketika Allah SWT mengambilnya kembali.


Jika kita sudah yakin bahwa Allah SWT yang menjamin rezeki kita, maka kita tidak akan pernah ketergantungan kepada makhluknya. Kita juga tidak akan bekerja dengan mencari pujian, sanjungan dan penghargaan dari sesama manusia. Manusia hanya perantara atas rezeki yang datang dari kasih sayang Allah SWT kepada kita.

Jika kita ingin rezeki kita diurus Allah, lepaskanlah hati kita dari unsur-unsur keinginan dipuji dan disanjung oleh manusia. Tetapkanlah niat kita dalam mencari rezeki itu hanya karena Allah SWT semata. Allah SWT berfirman, “Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurniaNya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS 10: 107)

2. Ibadah Harus Bagus
Setiap kita mengalami suatu permasalahan yang berat, periksalah ke dalam diri kita sendiri, apakah ibadah kita sudah bagus atau belum. Misalnya dalam shalat, seringkali kita melakukannya secraa tergesa-gesa karena pekerjaan atau hal lain yang menurut kita penting. Jadi jangankan untuk memaknai setiap bacaan shalat, apa yang di dalam benak kita sejak takbiratul ikhram hingga salam adalah urusan duniawi kita. Padahal shalat adalah komunikasi langsung kita denganNya. Tidak heran kalau kita sering lupa rakaat, lupa tahiyyat awal, tertukar bacaan.


Datangnya pemberian Allah SWT kepada kita tidak harus sama persis dengan keinginan atau permintaan kita yang lebih sering dilatarbelakangi hawa nafsu. Tidak penting keinginan atau permintaan kita terpenuhi. Hal yang terpenting adalah apa yang terjadi itu merupakan yang terbaik menurut Allah. 
Maka dari itu baguskanlah ibadah kita supaya Allah SWT mengurus dan memudahkan hidup kita. Apalagi ibadah yang berkenaan dengan panggilan Allah SWT terhadap hamba-hambaNya seperti panggilan adzan untuk segera shalat. Tidak semata-mata Dia memanggil hamba-hambaNya kecuali untuk kebaikan mereka sendiri.


Baguskanlah dzikir kita, shalat kita, munajat kita, amal-amal kita. Sesungguhnya semua itu disaksikan oleh Allah SWT, dan Dia Maha Baik, Maha Pemberi. Dia memberi kepada kita lebih dari apa yang kita duga dan dari jalan yang tidak disangka-sangka.

3. Hidup Harus Lurus
Apa yang disukai Allah kita lakukan dan yang tidak disukai Allah kita tinggalkan. Misalnya tentang kejujuran. Bila kita jujur, mungkin ada yang tidak suka dengan kita. Tapi karena Allah suka, maka ditanamkanlah olehNya rasa tenang, aman, kekuatan dan keteguhan di dalam hati hati. Tapi ketika kita tidak jujur, mungkin manusia akan menyukai kita. Namun karena Allah tidak ridha, maka ditanamkanlah olehNya rasa cemas, was-was, resah dan gelisah di dalam hati kita. Jika sudah seperti ini, maka segala materiil yang kita peroleh dari ketidakjujuran, tidak akan berarti apa-apa bila ada gelisah di dalam diri kita.


Contoh lainnya adalah membicarakan keburukan orang lain dan merokok. Berbeda dengan madu yang manfaatnya tercantum dalam Al Quran Surat An Nahl (16): 69, rokok itu dalam kemasannya saja sudah ada terdapat tulisan bahwa rokok menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, gangguan kehamilan dan janin. Bahkan pada beberapa kemasan rokok disebutkan bahwa rokok menyebabkan kematian.

Tidak pernah ada kata terlambat selama nyawa masih dikandung badan. Segera jauhi berbagai hal yang mengundang ketidaksukaan dari Allah SWT. Waktu yang kita miliki tidak banyak, sangat sayang jika harus sia-sia karena perbuatan-perbuatan yang tidak manfaat dan tidak disukai olehNya. Padatkan aktivitas harian kita dengan kebaikan dan perbuatan yang disukaiNya dan teladani perilaku Nabi Muhammad SAW, niscaya Allah SWT akan mengurus dan memudahkan rezeki kita dan dia akan mempercepat jalan keluar atas segala problematika hidup kita. Insya Allah!

4. Ikhtiar Harus Serius
Banyak sekali urusan di dunia ini yang seolah nampak berat untuk dilakukan sehingga manusia tidak menyanggupinya. Padahal yang sebelumnya hadir adalah hanya masalah mau bersungguh-sungguh atau tidak. Karena ternyata banyak sekali hal yang seolah nampak mustahil terjadi, bisa terjadi karena kesungguhan. Misalnya sholat Tahajjud atau shaum Senin-Kamis


Jika kita punya niat yang sungguh-sungguh, maka Allah SWT akan memudahkan supaya niatnya itu terwujudkan. Sebesar dan sebanyak apapun dosa yang telah dilakukan, jika mau bertaubat dengan taubat yang sungguh-sungguh, maka Allah SWT akan memberikan jalan untuk bertaubat. Dan Allah pun akan menerima taubatnya sehingga diampunilah segala dosa-dosanya.

Cara Allah Membimbing kita pun bermacam-macam. Ada yang tiba-tiba mendapat selebaran yang isinya nasehat kebaikan, atau tiba-tiba melihat sebuah buku milik temannya lalu ia membacanya dan mendapat ilmu darinya. Seolah-olah itu semua kebetulan, padahal tidak demikian. Allah SWT akan memberikan jalan dan bimbingan kepada orang-orang yang sungguh-sungguh.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan Ibn Majah, Rasulullah SAW bersabda, “Allah SWT berfirman, ‘Aku adalah berdasarkan kepada sangkaan hamba-Ku terhadap-Ku. Aku bersamanya ketika dia mengingati-Ku. Apabila dia mengingati-Ku dalam dirinya, niscaya Aku juga akan mengingati-Nya dalam diri-Ku. Apabila dia mengingati-Ku di majilis, niscaya Aku juga akan mengingatinya di dalam suatu majilis yang lebih baik daripada mereka. Apabila doa mendekati-Ku sejengkal, niscaya Aku akan mendekatinya dengan jarak sedepa. Apabila dia mendekati-Ku sedepa, niscaya Aku akan mendekatinya dengan jarak sehasta. Apabila dia datang kepada-Ku dalam keadaan berjalan seperti biasa, niscaya Aku akan datang kepadanya seperti berlari-lari kecil.”

5. Tobat Terus Menerus
Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang memperbanyak istighfar, niscaya Allah akan menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar, dan untuk setiap kesempitannya kelapangan, dan Allah mengarunianya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.” (HR Ahmad).


Ketika kita merasa bahwa rezeki kita susah, maka yang harus segera kita lakukan adalah memeriksa ke dalam diri kita karena sesungguhnya yang menjadi penghalang bertemunya kita dengan dengan rezeki adalah adanya suatu penghalang bernama dosa-dosa. Dan sebenarnya jalan keluar bagi masalah-masalah kita itu sudah ada. Namun kita akan sulit menemukannya karena suatu penghalang yang bernama dosa.

Ada beberapa syarat yang harus kita lakukan jika ingin sungguh-sungguh bertaubat.
a. Penyesalan. Semakin besar rasa penyesalan seorang pelaku dosa, bagaikan sedang diperas segala kotoran-kotoran dosa dari dirinya hingga benar-benar habis dan kering.
b. Memohon ampunan atas kesalahan dan dosa yang telah dilakukan. Seperti Nabi Adam AS dan Yunus AS, yang tidak menyalahkan iblis karena menipunya atau menyalahkan ikan paus yang telah menelannya melainkan fokus kepada dirinya sendiri yang telah keliru melakukan kesalahan.
c. Tekad untuk tidak mengulangi perbuatan dosanya.
d. Hijrah, yaitu berpindah dari perbuatan salahnya kepada kebenaran. Misalnya terbiasa membicarakan keburukan atau mengina orang, segera berhenti dan membiasakan diri hanya mengucapkan hal-hal kebaikan.


Aa Gym

Tidak ada komentar:

Posting Komentar